Selasa, 22 Desember 2009

Seputar Kuburan dan Jimat

SEPUTAR KUBURAN DAN JIMAT

"Sesungguhnya Tuhan kamu ialah Allah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, kemudian Dia bersemayam di atas ‘Arasy untuk mengatur segala urusan. Tiada seorangpun yang akan memberi syafa’at kecuali dengan izin-Nya. Dzat yang demikian itulah Allah Tuhan kamu, maka sembahlah Allah, maka apakah kamu tidak mau mengambil pelajaran?" (QS Yunus : 3)

Telah sampai berita kepada saya, Syekh Abdul Aziz Bin Baz, Ketua Dewan Fatwa dan Ketua Majlis Ulama Saudi Arabia, bahwa banyak dari manusia yang terjerumus dalam berbagai kesalahan dalam aqidah, dan hal-hal yang mereka anggap sunnah akan tetapi sebenarnya adalah bid'ah, menyimpang dari sunnah.

Di antaranya adalah pengingkaran istiwa' (semayam) nya Allah serta ketinggiannya di atas Arsy. Padahal dengan sangat jelas Allah SWT menerangkan hal tersebut di dalam KitabNya yang mulia, di mana Allah berfirman dalam surah Yunus ayat 3 diatas:
Allah menyebutkan istiwa' (semayam) tersebut pada tujuh tempat dalam Al-Qur’an yang agung, di antaranya ayat di atas.
Tatkala Imam Malik r.a ditanya tentang hal itu beliau menjawab: "Istiwa (semayamnya Allah) adalah hal yang sudah jelas, sedang bagaimananya adalah tidak diketahui, iman terhadapnya adalah wajib, dan mempertanyakannya adalah bid'ah."
Begitulah yang dikatakan ulama salaf lainnya. Sedangkan istiwa' itu sudah jelas dari segi bahasa Arab, artinya tinggi.
Allah telah berfirman:

"Yang demikian itu adalah karena kamu kafir kepada Allah saja yang disembah,dan kamu percaya kepada mempesekutukan Allah, maka hukum itu milik Allah Yang Maha Tinggi lagi Maha Besar." (Al-Mu'min: 12)
"Allah, tiada Tuhan (yang berhak disembah) selain Allah Yang Maha Hidup dan Maha Kekal, tidak mengantuk dan tidak tidur. KepunyaanNya adalah yang di langit dan di bumi. Tiada yang dapat memberi syafa’at disisi Allah kecuali dengan idzinNya. Allah Mengetahui apa-apa yang dihadapan mereka dan apa-apa dibelakang mereka dan tidak mengetahui apa-apa dari ilmuNya selain yang dikehendakiNya. Kursi (ilmu dan kekuasaan) Allah meliputi langit dan bumi. Dan Allah tidak merasa berat memelihara keduanya dan Dia Maha Tinggi dan Maha Agung." QS Al-Baqarah : 255)
"..KepadaNya-lah naik perkataan-perkataan yang baik dan amal yang shalih dinaikkanNya." (QS Fathir: 10).
Pada berbagai ayat, semuanya menunjukkan ketinggian serta jauhnya di atas. Dan sungguh Allah berada di atas ’Arasy di atas segala ciptaan dan makhlukNya. Ini adalah keterangan Ahlus Sunnah Wal Jamaah dari kalangan sahabat Nabi saw.
Seyogyanya kita meyakini yang demikian dan saling menasehati dengannya, dan memperingatkan orang-orang yang memperdebatkan dan menyelisihinya.

Masalah Masjid & Rumah di Kuburan
Perkara yang lain adalah mendirikan masjid-masjid dan rumah-rumah di atas kubur dan shalat di sana serta membangun kubah-kubah di atas kubur. Ini semua termasuk perantara-perantara terjadinya syirik. Sungguh Nabi saw telah melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani karena perbuatan itu sekaligus memperingatkannya.
Sabda beliau artinya :
"Allah melaknat orang-orang Yahudi dan Nashrani. Mereka menjadikan kubur nabi-nabi mereka sebagai masjid." (HR Muttafaqun 'alaih).
"Ingatlah, sesungguhnya yang terjadi pada kaum sebelum kamu adalah mereka menjadikan kuburan nabi-nabi dan kubur orang shalih mereka sebagai masjid. Ingatlah, janganlah kamu jadikan kuburan sebagai masjid karena saya melarang hal itu.” (HR Muslim)
Dalam hadits diriwayatkan oleh Muslim juga dari Jabir bin Abdillah Al-Anshari ra, ia berkata: "Rasulullah saw melarang mengecat kubur, duduk di atasnya, dan membangun bangunan di atasnya."(HR Muslim)
Membangun bangunan ditujukan kepada orang-orang yang mendirikan dan membangun rumah untuk kediaman dan tempat tinggal di atas pandam pekuburan. Jelas-jelas Rasulullah saw melarangnya dengan keras.
Hadits-hadits yang semakna dengan itu masih banyak lagi. Maka seharusnya kaum muslimin waspada terhadapnya dan saling menasihati untuk meninggalkannya, karena Nabi saw memperingatkannya, dan karena hal tersebut termasuk sarana (alat) menuju kepada penyekutuan Allah (syirik) dengan penghuni kubur, berdoa kepadanya, istighatsah padanya, minta tolong kepadanya, serta perbuatan-perbuatan syirik yang lain.
Telah jelas bahwa syirik itu dosa terbesar, maka seharusnya waspada terhadap syirik dan hal-hal yang mengantarkan padanya. Sungguh Allah SWT telah memperingatkan hambanya dari syirik dalam firman Allah dalam berbagai ayat-ayatNya, di antaranya:

Artinya:"Sesungguhnya Allah tidak mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain (syirik) itu bagi siapa yang dikehendakiNya." (QS An-Nisa': 48) dan ayat :
"Dan sesungguhnya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) sebelummu: Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi." (QS Az-Zumar : 65) dan juga ayat:
"Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya lenyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." (QS Al-An'am : 88).
Ayat-ayat yang menerangkan hal itu jumlahnya masih banyak. Di antara syirik yang besar adalah berdo'a (memohon) kepada mayit, orang gaib (tidak ada di hadapannya, pen), jin, patung, pohon-pohon, bintang, binatang, beristighatsah dan minta tolong kepada mereka agar sembuh dari sakit dan terhindar dari bahaya musuh-musuh. Inilah agama orang-orang musyrik terdahulu dari kalangan kafir Quraisy. Seperti firman Allah tentang mereka dalam surat Yunus 18 dan Az Zumar 2-3 : Artinya:
"Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata : "Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah." (QS Yunus : 18).
"Maka sembahlah Allah dengan memurnikan ketaatan kepadaNya. Ingatlah, bahwa kepunyaan Allahlah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): "Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya. Sesungguhnya Allah akan memutuskan di antara mereka tentang apa yang mereka berselisih padanya. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang pendusta dan sangat ingkar." (QS Az-Zumar : 2-3).
Masih banyak lagi ayat-ayat semakna dengannya. Ini menunjukkan bahwa orang orang musyrik dahulu dan sekarang mengetahui bahwa Allah adalah pencipta, pemberi rizki, pemberi manfaat, pemberi mudharat. Mereka menyembah tuhan-tuhan mereka hanyalah supaya tuhan-tuhannya memberi syafaat kepada mereka di sisi Allah dan supaya bisa mendekatkan diri mereka kepada Allah.
Tetapi Allah mengkafirkan mereka karena hal itu, dan mereka dihukum dengan kekafiran dan kesyirikan, serta memerintahkan nabiNya untuk membunuh orang-orang musyrik sehingga beribadahnya hanya untuk Allah saja, seperti firman Allah:

"Dan perangilah mereka itu, sehingga tidak ada fitnah (syirik) lagi dan (sehingga) ketaatan itu hanya semata-mata untuk Allah." (Al-Baqarah : 193).
Dan sungguh para ulama telah menulis hal itu dalam kitab-kitabnya dan menjelaskan akan hakikat Islam yang Allah mengutus para rasul dan menurunkan kitab-kitabNya. Dan para ulama menjelaskan dalam kitab-kitab mereka tentang sesatnya agama jahiliyah dan aqidah-aqidahnya serta perbuatan mereka yang menyalahi syari'at Allah. Para ulama itu seperti Abdullah bin Al Imam Ahmad, Imam Besar Muhammad bin Khuzaimah di dalam kitab Tauhid. Alangkah bagusnya apa yang ditulis oleh Syaikh Abdur Rahman bin Hasan bin Muhammad bin Abdul Wahab dalam kitabnya Fathul Majid syarh kitab At-Tauhid tentang masalah-masalah yang menyangkut syirik dan amalan yang memabawa kepada kekufuran.

Jimat dan tukang tenung
Yang termasuk amalan mungkar yang berbau kesyirikan adalah bersumpah atas nama selain Allah seperti sumpah atas nama nabi saw atau atas nama manusia yang yang sudah meninggal atau yang masih hidup, yang berbau kesyirikan. Nabi saw, bersabda, artinya:
"Barangsiapa bersumpah dengan nama sesuatu selain Allah, maka sungguh dia telah musyrik." (HR Imam Ahmad dari Umar bin Khathab)
Termasuk hal-hal yang haram berbau syirik yang menjerumuskan manusia ke dalamnya adalah menggantungkan jimat dan kekebalan dari tulang, akar, bahan kemenyan, jarum, besi, tembaga atau kerang bahkan ayat-ayat Al-Qu’an yang disalahgunakan dan sebagainya. Nabi saw telah bersabda, artinya:
"Barangsiapa menggantungkan jimat, maka Allah tidak akan mengabulkan keinginannya, dan barangsiapa menggantungkan kerang (rumah siput), maka Allah tidak akan memberi ketenangan pada dirinya, dan barangsiapa menggantungkan jimat, sungguh telah berbuat syirik." (HR. Ahmad) .
Hadits shahih lain mengatakan: "Sesungguhnya mantra, jimat, jampi-jampi (pelet) adalah syirik." (HR. Ahmad, Abu Dawud).
Hadits-hadits di atas mencakup kekebalan dan jimat dari Al-Qur'an dan selainnya, karena Rasul saw melarang tanpa pengecualian, sedangkan menggantungkan atau meletakkan sebagian ayat-ayat Al-Qur’an menjadi jimat yang dianggap sebagai perantara dalam berbagai maksud dan tujuan, bahkan ada untuk tujuan jahat, hukumnya adalah haram dan orang yang melakukannnya syirik. Balasan untuk orang-orang yang melakukannya adalah neraka jahannam.
Maka sudah seharusnya hal itu dicegah dalam rangka mencegah jalan menuju syirik, merealisasikan tauhid serta melaksanakan pengertian hadits di atas.
Ada hal yang diperbolehkan oleh Nabi yaitu ruqyah yaitu membaca do’a dan ayat-ayat Al-Qur’an untuk kesembuhan penyakit kesurupan buatan manusia dan syetan. Tetapi tidak boleh ada unsur-unsur yang mengandung syirik, karena Rasulullah saw melarang apabila ada unsur-unsur syirik di dalamnya.
Rasulullah saw bersabda artinya :
"Dibolehkan membacakan ruqyah apabila tidak mengandung unsur-unsur syirik." (HR. Muslim)
Sesungguhnya Nabi saw telah mendo’akan beberapa orang sahabatnya yang sakit dengan sistem ruqiyah dan alhamdulillah disembuhkan Allah SWT. Do’a yang dibacakan adalah do’a yang tidak mengandung syirik, tapi dibolehkan apabila berisi bacaan dari Al-Qur'anul Karim atau Sunnah yang shahih, yang jelas tidak mengandung unsur-unsur kesyirikan dan tidak menyebabkan terjadi kemungkaran.
Untuk itu kita sebagai umat Islam dewasa ini, diminta perhatiannya untuk kembali kepada Al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah dalam amalan sehari-hari sesuai dengan yang disyari’atkan Islam dan bukan mempercayai yang berasal dari tukang-tukang sihir, tukang tenung, paranormal dan dukun-dukun yang menjerumuskan umat Islam kepada kemusyrikan dan kekafiran.Wallahu a’lam. (Diterjemahkan dari kitab Nashihatun Ammatun Lil Muslimin , karya Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz oleh Abu Yahya.)

















































Al -Harbi Foundation  2008






Bulletin Dakwah: Mimbar Islam
Penerbit : Lembaga Dakwah Yayasan Wakaf Pondok Pesantren AL-HARBI
Akta Notaris No. 95 Aflinda SH
Bank: BNI Syariah BukittinggiI
Rekno: 0114402339 & 0117852794

Alamat : Jl. Raya Batusangkar–Ombilin Km 4, Sawah Jauh, Pabalutan, Rambatan, Batusangkar 27271
Telp. (0752) 7575 092
http://pontren-alharbi.blogspot.com
http://mimbar-islam.blogspot.com
Email : pabalutan@telkom.net

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Assalamu'alaikum wr.wb.
Pembaca Yang Budiman,
SELAMAT MEMBACA BULETIN MIMBAR ISLAM
Penerbit Lembaga Dakwah Pondok Pesantren AL HARBI PABALUTAN - BATUSANGKAR
Wassalam
Tim Redaktur